REPUBLIKA.CO.ID,SAMARA – Produsen mobil top Rusia Avtovaz telah meminta kepada lembaga pemasyarakatan (lapas) regional di negara itu untuk membantunya mengatasi kekurangan tenaga kerja.
Avtovaz menginginkan orang-orang yang dijatuhi hukuman kerja paksa oleh pihak berwenang bekerja di pabrik Avtovaz karena produsen otomotif tersebut sedang mencoba memenuhi target produksi yang meningkat.
Tingkat pengangguran Rusia turun ke rekor terendah di angka 3,3 persen pada April 2023, dan kekurangan tenaga kerja yang menghambat pertumbuhan ekonomi menjadi sorotan.
Sebuah mobilisasi parsial pasukan pada September 2022 membuat ratusan ribu orang yang sebagian besar masih muda dan pria usia kerja dipanggil masuk pasukan tentara Rusia dalam perang dengan Ukraina. Sementara yang lain melarikan diri dari ke luar negeri untuk menghindari wajib militer.
Lapas Federal Rusia di wilayah Samara, FSIN, mengatakan telah bertemu dengan Avtovaz, yang ingin meningkatkan kecepatan dan volume produksi yang masih berada di angka 28 persen pada September, dan 40 persen di Januari.
Avtovaz menolak berkomentar. Samara FSIN sendiri tidak bisa bicara berapa target produksi yang ingin dicapai Avtovaz dengan merekrut orang-orang sedang menjalani kerja paksa yang berada di bawah wewenang dari lembaganya itu.
Pabrik-pabrik di seluruh Rusia secara kolektif hanya memproduksi 450 ribu mobil tahun lalu. Angka produksi per tahun tersebut merupakan kinerja industri mobil terburuk sejak runtuhnya Uni Soviet.
"Dengan mempertimbangkan situasi yang sangat genting di pasar tenaga kerja Togliatti dan wilayah Samara, perwakilan pabrik meminta dukungan dan bantuan dari manajemen (layanan penjara) untuk memilih dari mereka yang dijatuhi hukuman kerja paksa menjadi tenaga kerja di pabrik otomotif," kata layanan penjara.
Avtovaz telah menghadapi kekurangan komponen tahun ini.